Jayapura Komando Operasi (Koops) Habema kembali melakukan langkah pengamanan terhadap kelompok bersenjata di Papua. Dalam sebuah operasi di Lanny Jaya, prajurit TNI berhasil melumpuhkan Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, tokoh OPM yang telah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena keterlibatannya dalam sejumlah aksi kekerasan.
Dalam keterangannya, Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menjelaskan bahwa operasi pada Selasa (5/8) di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, berhasil melumpuhkan salah satu tokoh OPM, Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, yang merupakan Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya.
Tindakan tegas terhadap kelompok bersenjata dilakukan sesuai prosedur hukum dan hanya terhadap pihak-pihak yang melakukan perlawanan atau mengancam keselamatan masyarakat maupun aparat keamanan, ujar Mayjen Lucky Avianto.
Mayer Wenda diketahui masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua sejak tahun 2016 berdasarkan keterlibatannya dalam sejumlah aksi kekerasan, termasuk pembunuhan berencana, penembakan terhadap aparat, serta pembakaran Mapolsek Pirime pada tahun 2012. Pada 2014, ia juga disebut terlibat dalam penghadangan patroli dan aksi penembakan terhadap personel Polri di Lanny Jaya.
Pangkoops Habema mengungkapkan bahwa saat proses penangkapan dilakukan, Mayer Wenda dan kelompoknya melakukan perlawanan bersenjata.
Saat akan dilakukan penangkapan, yang bersangkutan beserta rekannya melakukan perlawanan bersenjata sehingga diambil tindakan tegas dan terukur, jelasnya.
Dalam kontak tembak tersebut, Mayer Wenda tewas di tempat bersama satu orang lain yang diduga adalah adiknya, Dani Wenda.
Kedua jenazah telah dievakuasi ke RSUD Wamena untuk proses identifikasi lebih lanjut. Koops Habema juga telah berkoordinasi dengan aparat terkait dalam penanganan kejadian tersebut.
Barang bukti yang diamankan dari lokasi mencakup satu pucuk senjata api jenis revolver, 24 butir amunisi, dua KTP atas nama Dani dan Pemina Wenda, dua unit ponsel, uang tunai Rp65 ribu, serta satu buah tas noken.
Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya menegaskan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Tugas Pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Keberhasilan ini membuktikan bahwa setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan, ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa tujuan utama operasi adalah menciptakan rasa aman dan damai di tengah masyarakat Papua.
Operasi ini merupakan komitmen kami untuk menghadirkan stabilitas dan keamanan, terlebih menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, kata Kristomei.
TNI menyatakan bahwa tindakan tegas ini ditujukan kepada pihak yang terbukti melakukan kekerasan dan mengancam keselamatan. Keamanan masyarakat Papua tetap menjadi prioritas utama.