Oleh: Khairul Imam )*
Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi maraknya praktik judi online yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Melalui pendekatan berbasis literasi digital, pemerintah mengambil langkah strategis untuk menanggulangi penyebaran konten judi online secara lebih menyeluruh. Upaya ini tidak hanya ditujukan pada pemblokiran teknis, tetapi juga bertumpu pada penguatan pemahaman masyarakat terhadap risiko dan bahaya dari praktik perjudian di ruang digital.
Kementerian Komunikasi dan Digital bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mendorong kampanye literasi digital secara masif. Fokus dari program ini adalah membangun kesadaran publik terhadap bahaya tersembunyi yang dibawa oleh judi online, terutama yang dibungkus dalam bentuk hiburan semu dan janji keuntungan cepat. Edukasi digital dianggap menjadi fondasi penting dalam mencegah masyarakat terjerat dalam ilusi keuntungan instan yang justru menjerumuskan ke dalam kerugian finansial dan sosial.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa kampanye literasi akan dilaksanakan melalui berbagai kanal komunikasi, baik online maupun luring, yang mencakup pertemuan komunitas, pelatihan, serta edukasi berbasis lokal. Tujuannya adalah menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini kurang tersentuh informasi terkait bahaya judi online. Ia menekankan pentingnya edukasi sebagai langkah antisipatif karena pemutusan akses situs saja tidak cukup jika akar masalahnyayakni adiksi dan ketidaktahuantidak diselesaikan.
Sejalan dengan itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menilai bahwa judi online merupakan bentuk penipuan modern yang mengancam ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat. Menurutnya, literasi digital tidak hanya memberikan pemahaman teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sosial dan moral agar masyarakat tidak mudah terjerat godaan digital yang bersifat merusak. Pemerintah, ujarnya, mengerahkan seluruh instrumen yang dimiliki, termasuk peran aktif pendamping desa, kader pembangunan, hingga penggerak sosial, untuk menyampaikan pesan-pesan edukatif secara langsung di lingkungan masing-masing.
Muhaimin meyakini bahwa dengan literasi yang baik, masyarakat bisa membangun daya tahan terhadap jebakan konten digital yang menyesatkan. Langkah ini merupakan bagian dari misi besar untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan sehat. Pemerintah tidak hanya menargetkan pencegahan secara individu, melainkan juga menciptakan kesadaran kolektif yang mendukung pemberantasan judi online secara sistemik.
Komitmen pemerintah dalam memberantas penyebaran judi online juga diperkuat dengan keterlibatan aktif dari Pemerintah. Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan, Kemkomdigi., Marroli J. Indarto menegaskan bahwa literasi digital menjadi ujung tombak dalam upaya preventif. Ia menyampaikan bahwa pendekatan edukatif ini telah dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari kota hingga pelosok desa, melalui kemitraan dengan pemerintah daerah hingga ke tingkat kelurahan.
Marroli menekankan perlunya keterlibatan generasi muda sebagai garda terdepan dalam menyebarkan semangat digital yang positif. Generasi ini dinilai memiliki potensi besar sebagai relawan digital yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Dengan pemahaman yang tepat, generasi muda dapat mengenali modus judi online yang seringkali disamarkan dalam bentuk game, hadiah, atau tautan menarik lainnya.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah juga terus mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap konten digital yang mencurigakan. Literasi digital bukan hanya tentang mengenali teknologi, tetapi juga membangun pola pikir kritis terhadap informasi dan situs yang dikunjungi. Dengan keterampilan ini, masyarakat diharapkan dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan tidak terjebak dalam konten berbahaya.
Program literasi digital yang kini dijalankan tidak bersifat seremonial. Pemerintah telah merancangnya sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan dunia digital. Dalam konteks pemberantasan judi online, pendekatan ini dinilai lebih holistik karena menyasar akar persoalan yang kerap diabaikan, yaitu kurangnya pemahaman dan minimnya edukasi yang sistematis.
Pemerintah juga menyadari bahwa kerja sama lintas sektor mutlak diperlukan dalam menjalankan program ini. Tidak hanya kementerian dan lembaga pusat yang bergerak, namun juga dibutuhkan keterlibatan aktif dari masyarakat sipil, organisasi lokal, dan para pemangku kepentingan lainnya. Sinergi semacam ini dianggap penting untuk memastikan bahwa pesan edukatif menjangkau seluas mungkin dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Di tengah meningkatnya kejahatan digital yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, respons pemerintah dengan pendekatan literasi digital layak diapresiasi. Langkah ini mencerminkan pemahaman bahwa solusi terhadap tantangan digital tidak semata melalui tindakan pemblokiran, tetapi juga lewat pembentukan pola pikir masyarakat yang cerdas dan tangguh dalam menghadapi dinamika dunia maya.
Dengan strategi komprehensif yang terus dikembangkan dan pelibatan seluruh elemen bangsa, literasi digital bukan hanya menjadi alat edukasi, tetapi juga fondasi dalam membangun ketahanan sosial terhadap ancaman digital. Pemerintah, melalui kolaborasi antar kementerian dan dukungan masyarakat, bertekad untuk terus melindungi publik dari bahaya judi online dan memastikan ruang digital Indonesia tetap aman, sehat, dan produktif.
)* Pemerhati Kebijakan Publik