Setahun Pemerintahan Pragib: Produksi Beras Naik 12 Persen, Percepat Swasembada Pangan

Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencatat kemajuan signifikan di sektor pangan nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional tahun 2025 mencapai 33,19 juta ton, meningkat 12,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, Indonesia diperkirakan mengalami surplus 4–5 juta ton beras dan secara de facto telah mencapai swasembada pangan di sektor beras.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut capaian ini sebagai hasil kerja terukur pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Sampai akhir tahun, menurut BPS, kita akan surplus sekitar 4 hingga 5 juta ton. Jadi, boleh dikatakan tahun ini Indonesia sudah swasembada pangan khususnya beras,” ujarnya.

Peningkatan produksi ini menjadi bukti efektivitas kebijakan pertanian yang dijalankan lintas kementerian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, kenaikan produksi terjadi berkat perbaikan sistem penyaluran pupuk, irigasi, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penyederhanaan regulasi.

“Kita perbaiki distribusi pupuk, peralatan, dan benih secara merata agar petani benar-benar bisa meningkatkan hasilnya,” ujarnya.

Ia optimistis swasembada penuh akan tercapai pada Desember 2025 atau Januari 2026 sesuai target Presiden Prabowo.

Selain itu, pemerintah juga memperluas lahan pertanian melalui proyek pencetakan sawah baru di Merauke, Papua Selatan. Sebanyak 481 ribu hektare lahan di kawasan Proyek Strategis Nasional Wanam, Distrik Ilwayab, telah disiapkan oleh PT Agrinas Pangan Nusantara untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional.

Guru Besar IPB Prof. Edi Santosa menilai lonjakan produksi beras menunjukkan strategi pemerintah berjalan efektif.

“Produksi naik karena pembenahan dilakukan dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa gerakan pompa air, penyaluran benih, serta pemerataan alsintan di sentra padi memberi dampak nyata terhadap produktivitas.

Peningkatan produksi juga berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) September 2025 naik menjadi 124,36 dari 123,57 bulan sebelumnya.

“Saat produksi naik dan harga gabah bagus, kesejahteraan petani ikut menguat,” jelas Prof. Edi.

Pemerintah juga tengah memfinalkan Indeks Kesejahteraan Petani (IKP) sebagai indikator yang lebih komprehensif.

Kementerian Pertanian mencatat ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 38,25 persen menjadi 4,57 miliar dolar AS. Peningkatan ekspor tak hanya dari bahan mentah, tetapi juga produk hilirisasi seperti kopi, buah, dan beras premium yang kini menembus pasar internasional.

Capaian ini menegaskan keberhasilan pemerintah mewujudkan kemandirian pangan sekaligus memperkuat ekonomi nasional. *

[edRW]

More From Author

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran Perkuat Kemandirian Pangan, Energi, dan Manusia Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *